Senin, 22 Februari 2010

buat kascing yuk


Resep Pembuatan Kascing Dari Segi Ilmu Tanah


Kascing… ini bukan jenis makanan lezat yang diidam2kan oleh manusia. Tapi jenis makan lezat yang di butuhkan oleh tanah untuk meningkatkan kesuburannya. Kascing merupakan kepanjangan dari kata “beKAS caCING” yang bisa diartikan juga sebagai kotoran cacing. Dalam bahasa inggris tulisannyapun mirip yaitu Katscing, kalo sumber katanya ga ngerti klo yang ini ;) .

Kascing merupakan salah satu jenis pupuk organik yang saat ini dah sering dipakai oleh petani dan mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi, karena pupuk organik kascing merupakan salah satu pupuk organik yang cukup lengkap kandungan unsur haranya. Mungkin lain kali aja saya ceritain lebih lengkap tentang manfaat dan kegunaan kascing.

Seperti judul tulisan, saya akan coba memberi resep cara pembuatan kascing dari segi Ilmu Tanah, karena saya sendiri blum begitu tau dari bidang2 yg lain. Resep Ini di Buat Oleh Ibu Dr. Ir. Ni Luh Kartini, M.S. yang merupakan dosen di Jurusan Tanah Unud. Menurut beliau tahap-tahap dalam pebutan kascing ini adalah pembuatan medium, persiapan benih, penebaran benih, pemeliharaan dan penen. Sedangkan bahannya adalah limbah dalam hal ini adalah limbah rumah potong hewan (RPH).

Pembuatan medium; medium yang dipakai untuk tempat hdup cacing sebaiknya merupakan kompos setengah matang, oleh karena itu limbah RPH sebaiknya di komposkan dulu selama 15 hari. Selanjutnya di atur dalam bentuk bedengan dengan Panjang sekitar 5m, lebar 1m dan tinggi 20cm.

Pemeilihan dan penebaran benih; cacing yang digunakan harus sehat donk dengan ciri panjang 7-15 cm, diamater 4-6 mm dan warna kemerah-merahan hingga ungu tua. Selanjutnya ditebar secara merata. Nah bila cacingnya gelisah (cieee… gelisah ;) ) maka mediumnya ga cocok, klo caingnya aktif dan langsung masuk, menandakan medianya cocok.

Pemeliharaan; pertama itu kasih cacingnya makan, itu penting biar cacingnya ga mati, makanannya sama seperti medium dan dihaluskan (diblender) dengan perbandingan pakan dan air adalah 1:1. hal ini berfungsi untuk menjaga kelembaban medium serta di aduk tiap 3 hari agar aerasinya juga terjaga. Ngaduknya jangan pakai sekop, tapi garpu yg sebesar sekop. Ada hal yg penting yg harus di ingat, cacing memakan makanan seberat badannya sendiri tiap hari. Jadi pemberian makanan tiap hari harus sebanyak berat cacing yg ditebar.

Panen; sebelum panen ada baiknya mengetahui ciri2 kascing yang siap panen. Menurut pengalaman Bu Kartini kascing yang siap panen itu mempunyai warna kehitam2an dan serpihan2an yang lembut. Untuk memisahkan cacing dan kascing, kita tipu cacingnya dengan lampu, cacingkan sangat sensitif terhadap cahaya. Caranya dengan menumpuk media seperti piramida dan lampu disinarkan di puncak piramida. Nanti cacingnya akan menuju tempat yang gelap, dan dipisahin dah. Goblok ya cacing itu, mau aja digituin ;) .

Oh iya, sebelum dilakuakn hal2 diatas ada baiknya pemilihan tempat pembuatan kascing merupakan tempat yang mudah diawasi dan tidak terkena sinar matahari secara langsung seperti di bawah pohon rindang, di samping rumah atau di buatkan rumah2an khusus sehingga tidak meneruskan matahari dan tidak menyimpan panas.

OK, selamat mencoba. Ingat, ini resep dr segi Ilmu Tanah. Klo masih kurang jelas tanyain aja disini, mudah2an bisa dijawab.

Sumber:
Kartini, Ni Luh. 2000. Diktat Pertanian Organik. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Denpasar.
Tafia, Arik. 1999. Penggunaan Kascing (Kotoran Cacing) Sebagai Pupuk Organik Dan Peranannya Bagi Tanaman. Karya Tulis Ilmiah Yang di Lombakan Dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Ilmu Tanah Indonesia (PILMITANAS) 1999, Forum Komunikasi Himpunan Mahasisawa Ilmu Tanah Indonesia (FOKUSHIMITI). Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Denpasar.
As-syakur, Abd. Rahman. 2003. Pemanfaatan Limbah Padat Rumah Potong Hewan Untuk Pembuatan Pupuk Organik Kascing dan Manfaatnya dalam Meningatkan Kualitas Tanah. Karya Tulis Ilmiah Yang di Lombakan Dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Forum Komunikasi Himpunan Mahasisawa Ilmu Tanah Indonesia (FOKUSHIMITI). Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Denpasar.
Pranala di Blog ini:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar