Senin, 22 Februari 2010

buat kascing yuk


Resep Pembuatan Kascing Dari Segi Ilmu Tanah


Kascing… ini bukan jenis makanan lezat yang diidam2kan oleh manusia. Tapi jenis makan lezat yang di butuhkan oleh tanah untuk meningkatkan kesuburannya. Kascing merupakan kepanjangan dari kata “beKAS caCING” yang bisa diartikan juga sebagai kotoran cacing. Dalam bahasa inggris tulisannyapun mirip yaitu Katscing, kalo sumber katanya ga ngerti klo yang ini ;) .

Kascing merupakan salah satu jenis pupuk organik yang saat ini dah sering dipakai oleh petani dan mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi, karena pupuk organik kascing merupakan salah satu pupuk organik yang cukup lengkap kandungan unsur haranya. Mungkin lain kali aja saya ceritain lebih lengkap tentang manfaat dan kegunaan kascing.

Seperti judul tulisan, saya akan coba memberi resep cara pembuatan kascing dari segi Ilmu Tanah, karena saya sendiri blum begitu tau dari bidang2 yg lain. Resep Ini di Buat Oleh Ibu Dr. Ir. Ni Luh Kartini, M.S. yang merupakan dosen di Jurusan Tanah Unud. Menurut beliau tahap-tahap dalam pebutan kascing ini adalah pembuatan medium, persiapan benih, penebaran benih, pemeliharaan dan penen. Sedangkan bahannya adalah limbah dalam hal ini adalah limbah rumah potong hewan (RPH).

Pembuatan medium; medium yang dipakai untuk tempat hdup cacing sebaiknya merupakan kompos setengah matang, oleh karena itu limbah RPH sebaiknya di komposkan dulu selama 15 hari. Selanjutnya di atur dalam bentuk bedengan dengan Panjang sekitar 5m, lebar 1m dan tinggi 20cm.

Pemeilihan dan penebaran benih; cacing yang digunakan harus sehat donk dengan ciri panjang 7-15 cm, diamater 4-6 mm dan warna kemerah-merahan hingga ungu tua. Selanjutnya ditebar secara merata. Nah bila cacingnya gelisah (cieee… gelisah ;) ) maka mediumnya ga cocok, klo caingnya aktif dan langsung masuk, menandakan medianya cocok.

Pemeliharaan; pertama itu kasih cacingnya makan, itu penting biar cacingnya ga mati, makanannya sama seperti medium dan dihaluskan (diblender) dengan perbandingan pakan dan air adalah 1:1. hal ini berfungsi untuk menjaga kelembaban medium serta di aduk tiap 3 hari agar aerasinya juga terjaga. Ngaduknya jangan pakai sekop, tapi garpu yg sebesar sekop. Ada hal yg penting yg harus di ingat, cacing memakan makanan seberat badannya sendiri tiap hari. Jadi pemberian makanan tiap hari harus sebanyak berat cacing yg ditebar.

Panen; sebelum panen ada baiknya mengetahui ciri2 kascing yang siap panen. Menurut pengalaman Bu Kartini kascing yang siap panen itu mempunyai warna kehitam2an dan serpihan2an yang lembut. Untuk memisahkan cacing dan kascing, kita tipu cacingnya dengan lampu, cacingkan sangat sensitif terhadap cahaya. Caranya dengan menumpuk media seperti piramida dan lampu disinarkan di puncak piramida. Nanti cacingnya akan menuju tempat yang gelap, dan dipisahin dah. Goblok ya cacing itu, mau aja digituin ;) .

Oh iya, sebelum dilakuakn hal2 diatas ada baiknya pemilihan tempat pembuatan kascing merupakan tempat yang mudah diawasi dan tidak terkena sinar matahari secara langsung seperti di bawah pohon rindang, di samping rumah atau di buatkan rumah2an khusus sehingga tidak meneruskan matahari dan tidak menyimpan panas.

OK, selamat mencoba. Ingat, ini resep dr segi Ilmu Tanah. Klo masih kurang jelas tanyain aja disini, mudah2an bisa dijawab.

Sumber:
Kartini, Ni Luh. 2000. Diktat Pertanian Organik. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Denpasar.
Tafia, Arik. 1999. Penggunaan Kascing (Kotoran Cacing) Sebagai Pupuk Organik Dan Peranannya Bagi Tanaman. Karya Tulis Ilmiah Yang di Lombakan Dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Ilmu Tanah Indonesia (PILMITANAS) 1999, Forum Komunikasi Himpunan Mahasisawa Ilmu Tanah Indonesia (FOKUSHIMITI). Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Denpasar.
As-syakur, Abd. Rahman. 2003. Pemanfaatan Limbah Padat Rumah Potong Hewan Untuk Pembuatan Pupuk Organik Kascing dan Manfaatnya dalam Meningatkan Kualitas Tanah. Karya Tulis Ilmiah Yang di Lombakan Dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Forum Komunikasi Himpunan Mahasisawa Ilmu Tanah Indonesia (FOKUSHIMITI). Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Denpasar.
Pranala di Blog ini:

Senin, 15 Februari 2010

prosedur penetasan telur


Memulai Penetasan

Sebelum memulai atau bahkan sebelum berfikir untuk menetaskan telur, kita harus terlebih dahulu mengenal dengan baik incubator atau mesin tetas yang akan dipakai dalam mengerjakan penetasan telur dan persyaratan lainnya seperti :

1. Pilihlah lokasi yang cukup luas dengan tidak terkena panas matahari secara langsung dan tidak terkena angin yang dapat menyebabkan perubahan suhu.
2. Sanitasi adalah hal yang paling penting. Bersihkan incubator dengan campuran larutan Desoderm campur air atau chlorox bleach campur air atau Lysol campur air untuk men-suci hamakan (sterilisasi) incubator.
3. Pelajari buku petunjuk penggunaan incubator atau menanyakan dengan penjualnya secara langsung. Mencoba beberapa jam dengan memperhatikan karakteristik dan fungsi dari masing masing peralatan pada incubator adalah hal yang harus dikerjakan. Yang pasti, apapun macam incubator yang dipakai pasti memerlukan kalibrasi sesuai standart yang diperlukan untuk digunakan

KALIBRASI

A. Wafer Thermostat (standard yang dipakai oleh Incubator Cemani) dan yang kami pakai pula harus di atur agar mempunyai temperatur di dalam ruang incubator senilai 100-101oF dry bulb temperature, dengan range yang dapat diterima senilai 97-103oF. Lihar manual dari incubator yang dipakai mengenai aturan standard dan caranya. Dalam beroperasi, thermostat akan bekerja berdasarkan kembang-kempis nya wafer yang ada di dalam ruang incubator. Sehingga adalah normal jika ada siklus perbedaan temperatur yang terjadi di pembacaan pada termometer dan ini adalah hal yang normal. Yang harus kita lakukan adalah menjaga dan men-set thermostat agar selalu bekerja pada kisaran angka 100oF atau untuk mudahnya : pertama, perhatikan berapa range atas dan bawah temperatur yang terjadi. Kemudian bagi 2 dan hasilnya tersebut tambahkan dengan standard yaitu 100oF. Dengan demikian maka didapat range yang mempunyai temperatur tengah adalah tepat 100oF. Bila temperatur lebih rendah atau lebih tinggi maka pengesetan thermostat diperlukan. Biasanya pengesetan seperti ini memakan waktu beberapa jam dan dibiarkan atau dicoba selama semalaman agar dapat diyakinkan sistem telah bekerja dengan baik dan sempurna.

B. Kelembaban udara yang diukur dengan Hygrometer didalam ruang incubator haruslah dijaga pada pembacaan menggunakan hygrometer pada kisaran 55-60% untuk 18 hari pertama di incubator, dan 65-70% untuk 3 hari berikutnya. Hal ini menjadi penting karena ke tidak akuratan dalam penerapan kelembaban udara dapat mempengaruhi secara siknifikan keberhasilan dalam penetasan telur. Bila kelembaban udara terlalu rendah maka akan terjadi peningkatan penguapan udara dari kulit telur yang kemudian dapat menyebabkan embrio ayam tidak kuat memecah kulit telur karena lapisan / selaput bagian dalam telur menjadi keras. Dalam hal demikian maka penambahan sebuah nampan dan diisi air diperlukan untuk mencapai kisaran angka yang diperlukan. Sebaliknya jika kelembaban udaranya terlalu tinggi maka penurunan kelembabannya dapat ngan cara mengganti nampan dengan yang lebih kecil atau menutupi sebagian permukaan nampan dengan kertas aluminium foil (sebagai contoh) atau tutup lainnya.

Kalibrasi untuk mesin penetas telur (incubator) pada prinsipnya adalah mengadakan pengetesan sebelum incubator tersebut siap dipakai. Dengan demikian maka pengenalan akan karakteristik mesin dan fungsi dari masing masing alatnya dapat dipahami dengan baik. Sehingga bila ada permasalahan yang terjadi dikemudian hari akan mudah dicari penyelesaiannya disamping hal ini akan meningkatkan keberhasilan dalam penetasan yang menjadi tujuan utamanya.

Jika incubator telah terlebih dahulu dibersihan, disuci hamakan atau di desinfektan dan terakhir di kalibrasi terhadap temperatur dan kelembaban udara maka incubator telah diap diuji coba atau dipakai.

Bila hari pertama memasukkan telur kedalam incubator adalah hari sabtu sebagai contoh, karena tentunya mudah bagi kita yang bekerja untuk mengamati perubahan suhu dan kelembaban udaranya sepanjang akhir pekan yaitu sabtu dan minggu. Maka kita juga dapat mengharapkan bahwa penetasan akan terjadi pada hari sabtu juga pada 3 minggu (21 hari) setelahnya.

Kemudian haruslah dibuatkan sebuah catatan mengenai semua kegiatan mengenai waktu memasukkan telur (tanggal dan jam) serta jumlah telurnya dapat dimasukkan, kemudian waktu menetas dan –3 hari sebelum penetasan termasuk prosentasi hasil penetesan. Tabel terebut juga haruis dilengkapi dengan catatan pemutaran telur minimal 3 kali sehari atau sebaiknya 5 kali sehari dengan waktu pemutaran dapat ditentukan sendiri dan sebagai contoh: jam 06.00, 10.00, 14.00, 18.00 dan 22.00.

PENETASAN TELUR

Setelah incubator selesai di kalibarasi dan anda sudah familier dengan pengoperasiannya, selanjutnya adalah memasukkan telur kedalam incubator.

Ada 5 poin utama yang harus diperhatikan dalam penetasan telur yaitu :

1. Suhu (Temperatur)

2. Kelembaban Udara (Humidity)

3. Ventilasi (Ventilation)

4. Pemutaran Telur (Egg Turning)

5. Kebersihan (Cleanliness).

Setiap poin diatas akan dibahas dibawah ini :

SET-UP

A. Cuci tangan anda sebelum mulai dengan penanganan telur. Ingat kebersihan dan sanitasi yang baik sangat diperlukan untuk menjamin keberhasilan penetasan telur.

B. Operasikan incubator selama beberapa jam atau semalaman sampai anda yakin akan kestabilan incubator yang akan dipergunakan.

C. Jika telur telur tetas yang akan dipergunakan sebelumnya disimpan pada tempat yang dingin maka telur telur tersebut harus dikeluarkan dan di angin-angin atau dibiarkan pada suhu kamar sampai telur-telur tersebut mempunyai suhu yang sama dengan suhu ruangan. Hal ini untuk mencegah kerusakan pada telur itu sendiri dan mempengaruhi pembacaan temperatur dalam incubator akibat terganggunya kestabilan incubator sebagai akibat perbedaan suhu yang mencolok.

D. Bila telur dimasukkan dalam incubator jenis still-air seperti incubator Cemani, maka beri tanda terlebih dahulu pada permukaan kulit telur dengan pinsil Tanda "O" pada satu sisi dan pada sisi lainnya dengan Tanda "X". Hal ini penting untuk penandaan dalam proses pemutaran telur nantinya. Telur setidaknya diputar minimal 3X atau sebaiknya 5X seperti penjelasan diatas. Dibuatnya angka ganjil dalam banyaknya jumlah pemutaran dimaksudkan agar pada satu malam dan malam lainnya salah satu sisi akan mengalami waktu yang sama. Misal malam ini bagian atas tanda “O” maka besok malam tentunya akan menjadi “X”.

E. Tidak ada masalah bila telur telur tersebut saling bersentuhan dalam tray penetasan sepanjang pemutaran dan pemindahan telur dari satu bagian ke bagian lainnya tetap dilakukan. Hal ini mempunyai kepentingan untuk meretakan suhu pada seluruh bagian dari telur tetas dan sebagai koreksi terhadap suhu karena faktor letak telur dalam mesin penetas telur (incubator).

F. Pada tipe forced-air seperti incubator GloryFarm maka telur telur tersebut cukup hanya dimasukkan dalam grid susunan yang telah ada pada Tray. Pemutaran akan terjadi karena pergerakan tuas diatas incubator yang menyebabkan tiap tiap telur akan mempunyai sudut kemiringan 45 tiap waktu pemutaran telur. Hal demikian menjadikan yang jauh lebih mudah dan praktis dalam penanganannya.

SUHU (TEMPERATURE)

A. Suhu atau temperatur yang diukur dengan Termometer memegang peranan yang sangat penting dalam penetasan telur karena hal ini berhubungan dengan faktor perkembangan embrio didalam telur

B. Suhu optimum dalam incubator tipe still-air adalah 102-103oF dan untuk tipe forced-air adalah 100-101oF.

C. Termometer harus diletakkan 2,5 cm (1 inch) diatas wire mesh (tray) incubator atau setara dengan tinggi telur jika diletakkan mendatar. Hal berbeda untuk posisi termometer pada incubator forced-air yang mempunyai temperatur merata di dalam incubator karena menggunakan fan sebagai sirkulasi udara panasnya

Hal yang harus diwaspadai terhadap ketidak normalan temperatur:

1. Temperatur Terlalu Tinggi:

Embrio ayam yang masih muda sangat mudah terpengaruh dengan temperatur yang tinggi. Pengoperasian incubator dengan temperatur setinggi 105oF untuk 30 menit akan mempunyai efek yang mematikan pada embrio ayam.

Bila embrio tidak mati maka suhu yang tinggi tersebut dapat menyebabkan masalah di syaraf, hati, masalah di peredaran darah, ginjal atau cacat pada kaki, kebutaan dan persoalan lainnya yang menjadilkan anak ayam cacat, lemah dan kemudian mati.

2. Temperatur Terlalu Rendah:

Temperatur yang sedikit lebih rendah untuk periode waktu yang tidak terlalu lama tidak terlalu mempengaruhi dalam embrio kecuali memperlambat perkembangannya untuk embrio muda. Hal yang sedikit berbeda jika hal ini terjadi pada embrio yang lebih tua karena pengaruhnya akan sedikit berkurang.

Jika temperatur lebih rendah dari yang di syaratkan untuk waktu yang agak lama maka hal ini akan mempengaruhi embrio dalam hal perkembangan organ-organnya yang berkembang tidak secara proporsional. Jika hal ini terus terjadi maka akan menyebabkan gangguan pada hati, peredaran darah, jantung atau perkembangan yang lambat kalaupun menetas nantinya.

KELEMBABAN UDARA (HUMIDITY)

Kelembaban udara (Humidity) adalah penting karena hal ini untuk menjaga telur dari kehilangan terlalu banyak atau terlalu sedikit kelembabannya selama proses penetasan telur. Kelambaban relative 55-60% untuk 18 hari penetasan telur dan 65-70% untuk 3 hari terakhir.

A. Kelembaban diperoleh dari nampan yang berisi air, atau sponse yang basah dan sejenisnya yang diletakkan dibagian bawah atau dibagian atas tergantung tipe incubator dan settingnya. Tingkat kelembaban udara tergantung dari banyaknya / lebar permukaan air yang ter-expose atau dipengaruhi oleh system incubator itu. Semakin lebar luas permukaannya tentunya semakin tinggi kelembaban yang didapat atau sebaliknya. Dalam beberapa kasus, missal udara terlalu kering, kadang diperlukan menambahkan sponse (busa) pada nampan. Hal ini cukup untuk membantu menaikkan kelembaban udara seperti yang disyaratkan dalam penetasan telur. Bila terjadi hal kelembaban terlalu tinggi malah diharuskan memperkecil nampan, mengurangi luas permukaannya (misal ditutup dengan aluminium foil) atau malah mengeluarkan nampan air dari incubator. Keadaan seperti ini malah sering kami lakukan di tempat kami terutama pada saat musim hujan

B. Dianjurkan untuk tidak atau sesedikit mungkin membuka tutup incubator selama penetasan telur. Hal ini disebabkan karena kelembaban udara akan cepat hilang dengan dibukanya pintu incubator. Bila ini terjadi maka dianjurkan untuk menambahkan air hangat pada nampan agar lebih cepat menguap dan mencapai titik kelembaban yang diperlukan

C. Meneropong telur juga diperlukan dalam melihat dan mengukur perkembangan embrio dan tingkat kehilangan kadar air di dalam telur. Peneropongan sebaiknya dilakukan pada hari ke 7,14 dan 18. Teropong telor dapat dengan mudah dibuat sendiri dengan bahan bahan yang sederhana sejauh cukup sinar yang dihasilkan untuk melihat / menembus kulit telur dan mengintip dalamnya.

D. Setelah hari ke 19, sedikit kondensasi diatas incubator masih diijinkan atau lebuh akuratnya kami menyarankan untuk mengukurnya dengan menggunakan hygrometer. Karena keberadaan alat ini cukup vital dalam kesuksesan penetas telur.

Pada hari ke 19,20 dan 21 atau 3 hari terakhir penetasan, TIDAK DIANJURKAN untuk membuka atau memutar telur. Hal yang diperlukan adalah menjaga temperatur dan tentunya kelembaban udara pada posisi 65% - 70%. Jika kelembaban udara tidak dijaga, hal ini dapat menyebabkan embrio telur terperangkap didalam dan tidak bisa memecah kulit telur dan mati. Pemutaran telur jika dilakukan dapat menyebabkan kehilangan posisi tetas (malposition) dan hal ini juga menjadikan telur gagal menetas.

jamur tiram


Budidaya Jamur Tiram lebih Mudah dengan Media Murah

http://www.cybertokoh.com/news/jamur.htm

Edisi 325 / Minggu / 1 3 Maret 2005

AGRIBISNIS jamur tiram, di Nusa Tenggara Barat, sampai saat ini masih tergolong hal baru. Di Jawa dan Bali, bisnis ini sudah cukup lama dikenal. Di Lombok, tidak banyak bahkan bisa dikatakan hanya satu dua saja yang menggeluti usaha ini. Salah satunya adalah usaha yang dirintis Ir. M. Mahrup Kaseh sejak tahun 1989. Hingga kini usaha itu masih bertahan dan terus melakukan inovasi pada teknik budidaya dan pengembangan pemasarannya sehingga menjadi agribisnis yang utuh dan mudah dilaksanakan sebagai teknologi tepat guna yang ramah lingkungan.
Pengembangan teknik budidaya ini dipermudah dengan menggunakan bibit sebar dedan dengan media yang mudah dan murah. Alat pres dan alat sterilisasi direkayasa sendiri sehingga mudah dilaksanakan dengan hasil yang baik. “Teknik dan alat yang digunakan merupakan hasil pencarian terus menerus,” ungkap pensiunan PNS ini yang mengaku, belajar membudidayakan jamur lewat buku, potongan-potongan koran, majalah dan informasi yang ia kumpulkan.
Di Mataram, menurut, Ir. Parman, Ph.D, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Mataram, yang selama ini peduli dalam penelitian dan permasalahan jamur, animo masyarakat untuk membudidayakan jamur ini terbilang kurang. “Padahal untuk komoditi ekspor usaha ini sangat menjanjikan,” katanya.
Berbeda dengan jamur merang yang perlu ruangan tertutup dan hangat serta kedap udara, jamur tiram tidak memerlukan suhu tertentu atau ruang kedap udara. “Pada suhu biasa, jamur tiram bisa tumbuh dengan baik,” lanjutnya. Jamur tiram yang umum dikembangkan untuk budidaya biasanya berwarna putih, sementara warna coklat dan merah muda tidak. Menyoal rasa dari jamur tersebut, ungkap Parman, tergantung medianya. Sementara itu, untuk menghasilkan jamur sesuai warnanya tergantung pada warna asal bibit yang ditanam.-niek
Cermati Ciri-ciri Jamur Beracun
SECARA umum, jamur termasuk dalam jenis sayuran yang mengandung sedikit sekali protein dan hidrat arang, seperti halnya kangkung, ketimun, kool, kembang kool, tauge, sawi. “Karena kandungan kalorinya rendah, jamur boleh dimakan sekehendak atau bebas tanpa memperhitungkan banyaknya,” kata Ni Nyoman Widarmini, S.K.M. Kepala Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum, Mataram.
“Tentunya, jamur yang boleh dimakan atau tidak beracun,” ungkap Ir. Parman, Ph.D. Menurutnya, jamur tiram, yang berkembang dibudidayakan hingga saat ini adalah jamur tiram putih, coklat dan merah muda. Jamur ini, tumbuh di kayu yang mengalami pelapukan atau yang sudah mati, tumbuh pula di ilalang, sampah tebu dan sampah sagu.
Jamur tersebut tidak beracun dan boleh dimakan. Jamur yang tergolong beracun dan tidak dapat dikonsumsi, lanjutnya, jika jamur tiram misalnya, tumbuh di kayu yang masih hidup, tumbuh di bangkai, kotoran ayam atau binatang ternak. “Jika termakan, jamur jenis ini akan menyebabkan keracunan dan dalam konsentrasi racun tinggi dan bisa menyebabkan kematian,” ujarnya.
Ciri-ciri jamur beracun antara lain, umumnya tangkai payungnya bergelang atau terdapat lingkaran menyerupai cincin. Tapi, katanya, tidak semua yang bergelang merupakan jamur beracun. Selain itu, aroma jamur akan terasa berbau sangat tajam, jika dipotong terdapat cairan kekuning-kuningan dan berlendir. “Jika terdapat tanda-tanda tersebut, sebaiknya jamur ini jangan dikonsumsi,” saran Parman. Jamur ini biasanya tumbuh liar, sementara jamur yang sengaja dibudidayakan untuk dikonsumsi tentunya jamur yang tidak beracun, jadi tidak perlu khawatir membeli jamur apalagi yang sudah dalam kemasan.
Selain dikonsumsi dalam keadaan segar, jamur juga kerap dikonsumsi setelah mengalami pengeringan untuk pengawetan. Menurut Nyoman, antara jamur segar dan jamur kering terdapat perbedaan kalori yang dikandungnya. Jamur segar dalam 100 gram di dalamnya terdapat 15 kalori, protein 3,8 gram, lemak 0,6 gr, karbohidrat 0,9 gr, kalsium 3 mg, zat besi 1,7 mg, vitamin B 0,1 mg dan vitamin C 5 mg.
Sedangkan pada 100 gram jamur kering terdapat 128 kalori, protein 16 gram, lemak 0,9 gr, karbohidrat 64,6 mg, kalsium 51 mg, zat besi 6,7 mg, vitamin B 0,1 mg dan tidak mengandung vitamin C. “Jamur segar maupun jamur kering keduanya tidak mengandung vitamin A,” ujar Nyoman yang sudah 15 tahun bekerja di Instalasi Gizi ini. – niek
Belum Mampu Memenuhi Permintaan
BUDIDAYA jamur tiram dengan memanfaatkan limbah gergajian kayu yang dilakukan Mahrup, bisa dijadikan alternatif usaha yang mempunyai prospek sangat baik. Selain memakai bahan yang mudah dan murah, Mahrup juga membuat sendiri bibit induk dan bibit sebar jamur tiram ini, sehingga tidak perlu lagi mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli bibit.
Dalam waktu dua setengah bulan bibit tersebut sudah dapat dipakai, lebih cepat ketimbang proses yang selama ini dikenal yang memakan waktu sekitar empat bulan. Membuat bibit induk dan bibit sebar jamur tiram dilakukan dengan menyediakan media antara lain dedak halus dan tepung jagung yang dicampur dan ditambahkan air lalu dibuat adonan atau pasta (perbandingan 2:1). Media tanam dipres dengan alat pres yang direkayasa sendiri.
Proses perawatan hingga panen dalam budidaya jamur tiram ini juga cenderung gampang. Setelah polybag-polybag dingin, bibit jamur tiram dimasukkan satu sendok di bagian atasnya dan disimpan dalam ruang inkubasi. Jumlah bibit yang dimasukkan tidak akan berpengaruh pada berat jamur yang dihasilkan melainkan proses keluarnya jamur bisa lebih cepat, kata Mahrup. Lama kelamaan, polybag-polybag tersebut nantinya akan kelihatan memutih di seluruh permukaannya. “Jika sudah putih semua, polybag tersebut dapat dipindahkan ke ruang produksi,” ujar Mahrup.
Dalam ruang produksi, perawatan sederhana dimulai dengan membersihkan ruangan tiap pagi serta menyemprot polybag dengan air untuk tetap menjaga kelembaban ruangan serta merangsang tumbuhnya jamur tiram. Agar proses tumbuhnya jamur cepat, maka kapas penutup mulut polybag dibuka beberapa sebelum jamur keluar. Dalam waktu 15 hari dalam ruang produksi, jamur akan terlihat bermunculan, keluar dari mulut-mulut polybag. Tidak lama setelah itu, selang tiga hari kemudian jamur tiram pun mekar dan panen pertama pun bisa dimulai.
Selain menjual jamur segar, Mahrup juga menyediakan polybag-polybag berisi jamur tiram berumur sehari untuk dijual. “Artinya, kami menjual jamur yang sudah keluar dan kemungkinan sudah tidak lagi terkontaminasi,” katanya. Untuk pemasaran polybag jamur siap panen ini, Mahrup memakai sistem mitra, mereka yang sengaja membeli polybag-polybag jamur siap panen tersebut. Sampai saat ini, ia memiliki setidaknya enam mitra yang rutin mengambil masing-masing 200 polybag tiap bulannya. Di samping itu, pemasaran dilakukan di pasar-pasar tradisional sekitar Mataram.
Permintaan akan jamur siap panen dalam polybag tersebut, menurutnya, sangat tinggi, hanya saja ia belum mampu menyediakannya. Tahun 2005 ini ia telah membuat bibit lebih banyak dari biasanya, serta sedang melakukan proses percobaan pada kemungkinan bisa menambah berat jamur tiram saat dipanen setidaknya dua ons. Di rumahnya, tempat budidaya jamur tiram sampai saat ini, Mahrup telah banyak memberikan pelatihan-pelatihan pada mahasiswa tentang budidaya jamur tiram juga sebagai tempat PKL, sumber bahan penelitian dan konsultasi teknologi serta menjadi tempat tujuan agrowisata yang sering dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah di NTB. –niek

olahan-jamur-tiram

sapi bibit


BUDIDAYA SAPI BIBIT

Kebutuhan sapi bakalan untuk kereman di kabupaten Magetan masih belum tercukupi. Hal ini terbukti dari tingginya jumlah sapi bakalan yang didatangkan dari pasar hewan Ngawi, Tuban, Bojonegoro, Ponorogo, Nganjuk, Trenggalek dan Tulunggagung. Hal ini memberikan gambaran bahwa ketersediaan sapi bakalan di kabupaten Magetan masih sangat kurang yang berakibat langsung pada harga sapi bakalan dari kabupaten-kabupaten tersebut diatas.
Untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan saapi bakalan dari kabupaten lain tersebut, perlu dikembangkan usaha pembibitan sapi potong yang berkualitas untuk membantu meningkatkan jumalah populasi sapi potong sehingga dapat membantu pemenuhan kebutuhannya . selain itu dari sisi ekjonomi akan mampu merangsang peeternakuntuk meningkatkan jumalah kepemilikan ternak sapi potongnya sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatnya.
Tujuan utama budidaya sapi potong bibit adalah meningkatkan produksi, terutama anak. Tujuan kedua adalah daging sebagai hasil pengembangannya, dan tujuan ketiga sapi potong tersebut mempunyai fertilitas yang tinggi dengan masa hidup produktif yang panjang. Dalam mencapai tujuan tersebut perlu adanya penerapan Sapta Usaha Sapi Potong Bibit yang terdiri dari :
1. Penggunaan bibit yang baik
2. Pemberian pakan yang baik
3. Pengendalian penyakit
4. Perkandangan
5. Penerapan teknik reproduksi
6. Penengana pasca panen dan pemasaran
7. Menejemen usaha

A. Penggunaan Bibit yang Baik
o Syarat bibit yang baik adalah :
Sapi harus sehat dan bebas dari segala cacat fisik seperti: cacat mata, pincang, lumpuh kaki dan kuku abnormal serta tidak mempunyai kelainan tulang punggung juga cacat tubuh lain.
Semua sapi bibit betina harus bebas dari cacat alat reproduksi, abnormalitas ambing serta tidak menunujukkan gejala kemandulan.
Normal tidak cacat keturunan (kelainan genetik), mata cerah bulu halus dan mengkilat.
Bentuk fisik sapi bibit: Kepala pendek, bagian leher tebal, bentuk badan kompak dan persegi panjang, bentuk dada dalam, bentuk pinggang dan tulang kemudi lebar, posisi kaki tegak, kondisi badan sedang (tidak gemuk dan tidak kurus)
o Jenis-jenis sapi Eropa yang diminati peternak sebagai induk untuk mendapatkan keturunan (F1)
Charolais
Hereford
Shorthorn
Simmental
Friesian holstein
Limousin

Pemberian Pakan yang Baik
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan sari bibit ini adalah :
Kebutuhan bahan kering (BK) sapi adalah sebanyak 2,5 – 3 % dari berat badan
Kebutuhan hijauan segar untuk hidup pokok sebanyak 10% dari bobot badan dan kebutuhan konsentrat 1 – 1,5% dari berat badan
Kandungan protein kasar pakan 7 %, kadar TDN 61 %, serat kasar 18 %, calcium 0,21 %, phosphor 0,21 % dan kadar vitamin A 2800 IU/Kg BK

B. Pengendalian Penyakit
Untuk mendapatkan produktivitas ternak yang optimal sebaiknya dilakukan pengawasan dan pengendalian penyakit secara ketat. Pengawasan yang dimaksud adalah dengan mengadakan pencegahan terhadap penyakit, misalnya dengan menjaga sanitasi, higiene lingkungan dan vaksinasi. Bila ada ternak yang sakit harus segera dilaporkan kepada petugas kesehatan hewan untuk mendapatkan pengobatan. Hal ini termasuk pula pengobatan terhadap kelainan fungsi reproduksi.
Obat-obatan tradisional untuk meningkatkan kesehatan hewan
Beberapa obat tradisional yang telah diketaahui khasiatnya antara lain :
 Temu ireng ; untuk pencegahan endoparasit
 Kunyit ; untuk penirin panas
 Temu lawak ; untuk pencegahan gangguan dan pengobatan fungsi hati
 Kecap dan garam untuk meningkatkan nafsu makan sapi


D. Perkandangan
Kandang merupakan tempat tinggal ternak ynag dibuat untuk memberikan perlindungan dan kenyamanan pada ternak, serta untuk memudahkan penanganan. Kandang berfungsi uytnuk melindungi ternak ternak dari gangguan luar dan mengurangi faktor yang dapat bertindak sebagai penyebabg timbulnya penyakit.
Untuk membuat kandang yang ideal perlu diperhatikan hal-hal seperti berikut :
1. Letak kandang
 Terpisah dengan bagian perumahan (tempat tinggal manusia)
 Tidak dekat dengan sumber air, terutama tempat penampungan kotorannya
2. Ukuran kandang
 dibuat sesuai dengan rencana jumlah ternak yang akan dipelihara
 luas ruangan yang dibutuhkan untuk tiap ekornya adalah dewasa (1,5x2m2), anak (1,5x1m2)
3. Bahan Kandang
 Kuat dan murah
 Lantai dibuat lebih tinggi dari pada lingkungan sekitarnya dan diperkeras (Disemen)
 Lantai dibuat rata (tidak bergelombang) dan miring dengan kemiringan ringan (1-2%)
 Lantai yang kemiringan tinggi atau bergelombang sangat berbehaya untuk sapi bunting
 Atap dari bahan genting atau asbes
 Dinding dari bahan tembok atau gedek

E. Penerapan Teknik Reproduksi
Kegiatan Inseminasi Buatan dilakukan sebagai upaya untuk :
1. Peningkatan produktivitas ternak
2. peningkatan populasi/meningkatkan angka kelahiran
3. Peningkatan mutu genetika ternak
4. Memperluas lapangan kerja
Keberhasilan IB sangat tergantung pada 4 faktor yaitu :
- Petugas inseminator
- Peternak dalam mendeteksi dan melaporkan birahi ternaknya
- Status fisiologis ternak yang birahi
- Semen beku yang berkualitas baik





Bagan waktu yang tepat untuk melaksanakan inseminasi buatan
Terlalu cepat Baik Terbaik Baik Terlambat
Jam 0 6 9 18 24 29

Sebelum Birahi (18 jam) Sesudah birahi (10jam) Umur ovum
Birahi 6-10 jam
6-10 jam
Anjuran penentuan perkawinan yang tepat adalah :
1. Bila tampak estrus pada pagi hari, maka perkawinan IB dilakukan paling lambat sore harinya. Bila tampak estrus pada sore hari, maka perkawinan dilakukan paling lambat ± jam 10.00 pagi keesokan harinya. Perkiraan terjadinya ovulasi adalah kurang dari 18 jam.
2. pekawinan kembali setelah elahirkan sebaiknya dilakukan 60 hari setelah melahirkan.
Tanda-tanda sapi estrus adalah sebagai berikut :
- menjelang estrus mencium-cium atau menaiki sapi lain
- Vulva (alat kelamin luar) merah, bengkak, hangat (3 A –abang-abuh-anget) dan memgeluarka lendir
- Saat estrus : gelisah, nafsu makan menurun, menaiki sapi lain dan pupil mata terbuka
- Siklus estrus pada sapi 21 hari (18-24 hari) denga lama siklus estrus 12-28 jam (±18 jam)

F. Penanganan Pasca Panen dan Pemasaran
Nilai jual sapi potong sangat subyektif karena masih dipengaruhi oleh :
1. Penjualan ternak karena terdesak oleh kebutuhan ekonomi. Sehingga harga jatuh tanpa melihat kondisi ternaknya.
2. Masih lemahnya sistem pemasaran sehingga tungkat pendapatan peternak sapi potong rendah

G. Manajemen Usaha
Peningkatan nilai tambah dari teknologi budidaya sapi potong bibit adalah :
Pola pemeliharaan yang lebih efisien
Percepatan perkawinan
Pada sapi induk bisa didapatkan percepatan perkewinan kembali setelah beranak lebih awal 3-4 bulan, karena pedet disapi pada umur 3 bulan.

H. Pencegahan Penyakit

1. BRUCELLOSIS ABARTUS BANG ( penyakit keguguran menular; penyakit keluron)
Penyebab :
kuman brucella abortus

Masa Inkubasi:
tidak tentu, dapat berminggu-minggu sampai berbulan-bulan (23 hari – 230 hari).

Penularan :
kuman penyakit ini dapat masuk kedalam badan bersama-sama makanan dan minuman. kadang-kadang dapat juga terjadi penularan melalui sapi pemacek pada waktu perkawinan.

Gejala Spesifik:
adanya radang dari alat kelamin, terjadinya keguguran dan kemungkinan terjadinya sterilitas.

Gejala Umum :
- keguguran biasanya terjadi pada pertengahan masa bunting
- terjadi mastitis
- pembengkakan pada siku dan lutut kaki
- penurunan produksi susu
- bila terjadi keguguran maka pedet yang dilahirkan sangat lemah
- sering terjadi retensio secundinarium, yaitu keluarnya plasenta setelah melahirkan tapi hanya sebagian saja; hal inilah yang mengakibatkan sterilitas.

Pencegahan Dan Pengobatan :
tindakan higienis :
- memisahkan sapi yang sakit dari sapi yang sehat
- bila diduga adanya brucellosis, cegah kontak langsung melalui alat makanan, minuman dan padang rumput atau hewan-hewan sehat dari hewan tersangka sakit.
- foetus harus ditanam atau dibakar
- pemeriksaan terhadap hewan yang baru datang atau baru dibeli
- adakan pemeriksaan kesehatan ternak secara teratur
- air susu sapi yang menderita penyakit ini tidak boleh diminum manusia, setelah dimasak dapat diberikan kepada pedet.
vaksinasi :
- vaksinasi menggunakan vaksin “strain 19” (strain buch) terutama pada sapi muda umur 4 – 6 bulan. untuk sapi kurang dari 4 bulan belum boleh divaksin
pengobatan :
belum diketahui suatu cara pengobatan yang efektif terhadap penyakit ini.

2. BLOAT (kembung perut)

Penyebab :
gangguan pencernaan karena gas didalam perut tidak bisa keluar. penyakit ini terjadi karena :
- karena proses fermentasi yang terlalu cepat sehingga membentuk timbunan gas yang cukup banyak dalam perut.
- terjadi karena sapi yang lapar makan makanan jenis leguminose yang masih basah akibat embun pagi atau air hujan
- pergantian jenis makanan tertentu yang dapat menghalangi aktivitas rumen secara wajar sehingga gas yang dihasilkan menekan pernafasan menyebabkan hewan mati lemas.

Gejala :
- lambung pada sisi kiri bagian atas membesar dan menjadi sangat kencang sehingga berbunyi apabila dipukul dengan jari
- pernafasan berat dan kontraksi rumen kuat sehingga sapi sring terhuyung-huyung dan sebentar sapi berbaring dan berdiri

Pencegahan Dan Pengobatan :
- jangan membiarkan sapi yang sedang tumbuh lapar dan langsung diberi makanan leguminose yang masih basah. perbandingan yang paling baik untuk pakan adalah 50 % leguminose dan 50 % rumput.
- memberikan jerani kering terlebih dahulu kepada hewan lapar karena jerami akan dapat mempertahankan kontraksi refleksi rumen secara normal.
- jika sapi menderita bloat, gas harus segera dikeluarkan dengan cara memasukkan pipa melalui mulut atau dengan menggunakan trocar atau canula.
- pengobatan yang dilakukan dengan memberikan antibiotik guna membasmi bakteri yang menghasilkan gas.

3. ANTRAX (radang limpa)
Penyebab :
bacillus anthracis

Masa Inkubasi :
1 – 2 minggu

Penularan :
melalui makanan, minuman, pernafasan serta kulit. sumber penularan dan penyebaran penyakit dapat berupa tanah yang sudah tercemar, air, tanaman yang tumbuh diatasnya, binatang kecil yang menggigit dan meghisap darah. kuman ini dapat membentuk spora sehingga dapat tetap hidup bertahun-tahun didalam tanah.

Gejala Spesifik:
adanya demam yang akut dan terjadi pembesaran limpa. pada sapi yang telah mati dari mulut, hidung keluar darah dan dari anus keluar kotoran yang berwarna hitam.

Gejala Umum :
- suhu tubuh tinggi
- pernafasan dan denyut jantung menjadi cepat.
- produksi air susu berhenti sama sekali
- sapi sulit buang kotoran tetapi diikuto diarhea yang berdarah

Pencegahan Dan Pengobatan :
- vaksinasi pada sapi dengan meggunakan vaksin max sterne. kekebalan timbul setelah 10 – 14 hari dengan dosis 1 cc.
- menggunakan anti antrax serum untuk dosis pencegahan 50 – 100 cc dan dosis 100 – 200 cc untuk penyembuhan.
- suntikan antibiotik
A. oxytetracicline : pada tingkat penularan diberikan 2 gr, selanjutnya 1 gr tiap hari sampai sembuh.
B. procain penicillin g. dosis 6000 – 10000 µgr/kg berat badan.





4. APTHAE EPIZOOTICA (penyakit mulut dan kuku)

Penyebab :
Virus

Masa Inkubasi :
3 – 6 hari

Gejala Spesifik :
luka atau lepuh pada selapu lendir mulut, kuku dan celah-celah kuku

Gejala Umum :
- demam pada sapi muda sampai suhu 40 – 41 oc selama 2 hari. pada hewan tua tidak begitu tampak
- pada selaput lendir mulut terjadi lepuh atau bengkak yang berisi cairan jernih. lama-lama cairan tersebut menjadi keruh keputih-putihan akhirnya pecah dan menjadi luka.
- hewan tidak mau makan dan dari mulut keluar air liur dengan konsistensi yang sedikit kental.
- tajuk kuku dan bola kuku bengkak merah dan terasa sakit sehingga hewan pincang.


Pencegahan Dan Pengobatan :
tindakan higienis :
- usahakan agar hewan sehat tidak kontak dengan hewan penderita atau hewan-hewan yang baru sembuh dan benda-benda yang tercemar.
- hewan yang baru datang perlu dikarantina paling sedikit selama 2 minggu.
- benda yang digunakan pada sapi yang sakit segera didesinfektan.
- sapi yang telah sakit parah supaya dibunh dan dibakar.
- air susu dari sapi yang sakit bisa diminum asal dimasak dulu.
vaksinasi :
- kekebalan akan timbul 2 minggu setelah divaksin dan lamanya kekebalan 6 bulan.
pengobatan :
merendam kuku pada larutan formalin dan larutan natrium karbinat 4 % sedang luka pada mulut dapat dibersihkan dengan larutan aluminium sulfat 5 %. untuk mencegat infeksi sekunder diberikan obat antibiotik.

5. TUBERCULLOSIS (tbc)

Penyebab :
microbacterium tuberculose

Sifat – Sifat :
- kuman tbc tahan terhadap kering
- dalam air bisa hidup lebih lama.
- dalam air susu dapat hidup 9 – 10 hari dan akhirnya mati karena terbentuknya asam susu
- sinar matahari dapat mematikannya dalam beberapa menit saja.

Masa Inkubasi :
bisa berminggu-minggu sampai berbulan-bulan

Penularan :
umumnya infeksi terjadi melalui pernafasan tapi kadang-kadang juga melalui pencernaan.

Gejala Spesifik:
ditandai dengan pembentukan bungkul-bungkul (teberkel) pada alat-alat dimana kuman tersebut berkembang.

Gejala Umum :
- nafsu makan turun sehingga hewan menjadi kurus
- bulu kusam, kering dan tidak megkilat.
- perlekatan kulit dengan tubuh tampak kendor
- sapi sukar bernafas dn batuk-batuk
- bila kuman tbc menyerang alat kelamin dapat menyebabkan sterilitas; bila menyerang susunan syaraf menyebabkan kelumpuhan dan bila menyerang alat pencernaan menjadi diarhea.

Pencegahan Dan Pengobatan :
- melakukan tes tuberculinasi secara teratur setiap tahun.
- sapi yang positif segera diisolir dari sapi yang sehat
- dapat diberikan antibiatik pada tingkat awal dan apabila sudah parah sapi tersebut lebih baik dimusnahkan.

Minggu, 14 Februari 2010

koperasi

Prosedur Pendirian Koperasi

Suatu koperasi hanya dapat didirikan bila memenuhi persyaratan dalam mendirikan koperasi. Syarat-syarat pembentukan koperasi berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 104.1/Kep/M.Kukm/X/2002 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian Dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi, adalah sebagai berikut :
a. Koperasi primer dibentuk dan didirikan oleh sekurang-kurangnya dua puluh orang yang mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama;
b. Pendiri koperasi primer sebagaimana tersebut pada huruf a adalah Warga Negara Indonesia, cakap secara hukum dan maupun melakukan perbuatan hukum;
c. Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi, dikelola secara efisien dan mampu memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi anggota
d. Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi;
e. Memiliki tenaga terampil dan mampu untuk mengelola koperasi.
Selain persyaratan diatas, perlu juga diperhatikan beberapa hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam pembentukan koperasi yang dikemukakan oleh Suarny Amran et.al (2000:62) antara lain sebagai berikut :
a. Orang-orang yang akan mendirikan koperasi dan yang nantinya akan menjadi anggota koperasi hendaknya mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama. Artinya tidak setiap orang dapat mendirikan dan atau menjadi anggota koperasi tanpa didasarkan pada adanya keje-lasan mengenai kegiatan atau kepentingan ekonomi yang akan dijalan-kan. Kegiatan ekonomi yang sama diartikan, memiliki profesi atau usaha yang sama, sedangkan kepentingan ekonomi yang sama diartikan memiliki kebutuhan ekonomi yang sama.
b. Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekono-mi. Layak secara ekonomi diartikan bahwa usaha tersebut akan dikelola secara efisien dan mampu menghasilkan keuntungan usaha dengan mem-perhatikan faktor-faktor tenaga kerja, modal dan teknologi.
c. Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi. Hal tersebut dimaksudkan agar kegiatan usaha koperasi dapat segera dilaksanakan tanpa menutu ke-mungkinan memperoleh bantuan, fasilitas dan pinjaman dari pihak luar.
d. Kepengurusan dan manajemen harus disesuaikan dengan kegiatan usaha yang akan dilaksanakan agar tercapai efektivitas dan efisiensi dalam pe-ngelolaan koperasi. Perlu diperhatikan mereka yang nantinya ditunjuk/ dipilih menjadi pengurus haruslah orang yang memiliki kejujuran, kemampuan dan kepemimpinan, agar koperasi yangdidirikan tersebut sejak dini telah memiliki kepengurusan
Setelah persyaratan terpenuhi para pendiri kemudian mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan untuk mengadakan rapat pembentukan koperasi, setelah memiliki bekal yang cukup dan telah siap para pendiri melakukan rapat pembentukan koperasi yang dihadiri dinas koperasi dan pejabat lainnya, pendirian koperasi tidak sampai disana karena lembaga koperasi yang telah didirikan perlu disahkan badan hukumnya. Penjelasan lebih lanjut mengenai tahapan-tahapan tersebut diuraikan di bawah ini :
A. Tahap persiapan pendirian koperasi
Sekelompok orang bertekad untuk mendirikan sebuah koperasi terlebih dahulu perlu memahami maksud dan tujuan pendirian koperasi, untuk itu perwakilan dari pendiri dapat meminta bantuan kepada Dinas Koperasi dan UKM ataupun lembaga pendidikan koperasi lainnya untuk memberikan penyuluhan dan pendidikan serta pelatihan mengenai pengertian, maksud, tujuan, struktur organisasi, manajemen, prinsip-prinsip koperasi, dan prospek pengembangan koperasi bagi pendiri. Setelah mendapatkan penyuluhan dan pelatihan perkoperasian, para pendiri sebaiknya membentuk panitia persiapan pembentukan koperasi, yang bertugas :
a. Menyiapkan dan menyampaikan undangan kepada calon anggota, pejabat pe- merintahan dan pejabat koperasi.
b. Mempersiapakan acara rapat.
c. Mempersiapkan tempat acara.
d. Hal-hal lain yang berhubungan dengan pembentukan koperasi.
B. Tahap rapat pembentukan koperasi
Setelah tahap persiapan selesai dan para pendiri pembentukan koperasi telah memiliki bekal yang cukup dan telah siap melakukan rapat pembentukan koperasi. Rapat pembentukan koperasi harus dihadiri oleh 20 orang calon anggota sebagai syarat sahnya pembentukan koperasi primer. Selain itu, pejabat desa dan pejabat Dinas Koperasi dan UKM dapat diminta hadir untuk membantu kelancaran jalannya rapat dan memberikan petunjuk-petunjuk seperlunya.
Hal-hal yang dibahas pada saat rapat pembentukan koperasi karyawan, dapat dirinci sebagai berikut :
a. Pembuatan dan pengesahan akta pendirian koperasi karyawan, yaitu surat keterangan tentang pendirian koperasi yang berisi pernyataan dari para kuasa pendiri yang ditunjuk dan diberi kuasa dalam suatu rapat pembentukan koperasi untuk menandatangani Anggaran Dasar pada saat pembentuk-an koperasi.
b. Pembuatan Anggaran Dasar koperasi, yaitu pembuatan aturan dasar tertulis yang memuat tata kehidupan koperasi yang disusun dan disepakati oleh para pendiri koperasi pada saat rapat pembentukan.
Konsep Anggaran Dasar koperasi sebelumnya disusun oleh panitia pendiri, kemudian panitia pendiri itu mengajukan rancangan Anggaran Dasarnya pada saat rapat pembentukan untuk disepakati dan disahkan. Anggaran Dasar biasanya mengemukakan :
1. Nama dan tempat kedudukan, maksudnya dalam Anggaran Dasar tersebut dicantumkan nama koperasi karyawan yang akan dibentuk dan lokasi atau wilayah kerja koperasi tersebut berada.
2. Landasan, asas dan prinsip koperasi, di dalam Anggaran Dasar dikemukakan landasan, asas dan prinsip koperasi yang akan dianut oleh koperasi.
3. Maksud dan tujuan, yaitu pernyataan misi, visi serta sasaran pembentukan koperasi.
4. Kegiatan usaha, merupakan pernyataan jenis koperasi dan usaha yang akan dilaksanakan koperasi. Dasar penentuan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi para karyawan anggotanya. Misalnya, koperasi simpan pinjam, koperasi konsumen, koperasi produsen, koperasi pemasaran dan koperasi jasa atau koperasi serba usaha.
5. Keanggotaan, yaitu aturan-aturan yang menyangkut urusan keanggotaan koperasi. Urusan keanggotaan ini dapat ditentukan sesuai dengan kegiatan usaha koperasi yang akan dibentuknya. Biasanya ketentuan mengenai keanggotaan membahas persyaratan dan prosedur menjadi anggota ko-perasi karyawan, kewajiban dan hak-hak dari anggota serta ketentuan-ketentuan dalam mengakhiri status keanggotaan pada koperasi.
6. Perangkat koperasi, yaitu unsur-unsur yang terdapat pada organisasi koperasi. Perangkat koperasi tersebut, sebagai berikut :
• Rapat Anggota. Dalam Anggaran Dasar dibahas mengenai kedudukan rapat anggota di dalam koperasi, penetapan waktu pelaksanaan rapat anggota, hal-hal yang dapat dibahas dalam rapat anggota, agenda acara rapat anggota tahunan, dan syarat sahnya pelaksanaan rapat anggota koperasi.
• Pengurus. Dalam Anggaran Dasar dijabarkan tentang kedudukan pengurus dalam koperasi, persyaratan dan masa jabatan pengurus, tugas, kewajiban serta wewenang dari pengurus koperasi.
• Pengawas. Dalam Anggaran Dasar dijabarkan tentang kedudukan pengawas dalam koperasi, persyaratan dan masa jabatan pengawas, tugas serta wewenang dari pengawas koperasi.
• Selain dari ketiga perangkat tersebut dapat ditambahkan pula pembina atau badan penasehat.
7. Ketentuan mengenai permodalan perusahaan koperasi, yaitu pembahasan mengenai jenis modal yang dimiliki (modal sendiri dan modal pinjaman), ketentuan mengenai jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib yang harus dibayar oleh anggota.
8. Ketentuan mengenai pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU), yaitu ketentuan yang membahas penjelasan mengenai SHU serta peruntukan SHU koperasi yang didapat.
9. Pembubaran dan penyelesaian, membahas tata-cara pembubaran koperasi dan penyelesaian masalah koperasi setelah dilakukan pembubaran. Biasanya penjelasan yang lebih rinci mengenai hal ini dikemukakan lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga atau aturan lainnya.
10. Jangka waktu berdirinya koperasi.
11. Sanksi-sanksi, merupakan ketentuan mengenai sanksi yang diberikan kepada anggota, pengurus dan pengawas koperasi, karena terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap Anggaran Dasar atau aturan lain-nya yang telah ditetapkan.
12. Anggaran rumah tangga dan peraturan khusus, yaitu ketentuan-ketentuan pelaksana dalam Anggaran Dasar yang sebelumnya dimuat dalam Anggaran Dasar.
13.Penutup.
c. Pembentukan pengurus, pengawas, yaitu memilih anggota orang-orang yang akan dibebani tugas dan tanggungjawab atas pengelolaan, pengawasan di koperasi
d. Neraca awal koperasi, merupakan perincian posisi aktiva dan pasiva diawal pembentukan koperasi
e. Rencana kegiatan usaha, dapat berisikan latar belakang dan dasar pembentukan serta rencana kerja koperasi pada masa akan datang.
C. Pengesahan badan hukum
Setelah terbentuk pengurus dalam rapat pendirian koperasi, maka untuk mendapatkan badan hukum koperasi, pengurus/pendiri/kuasa pendiri harus mengajukan permohonan badan hukum kepada pejabat terkait, sebagai berikut :
a. Para pendiri atau kuasa pendiri koperasi terlebih dulu mengajukan
permohonan pengesahan akta pendirian secara tertulis kepada diajukan
kepada Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, dengan
melampirkan :
1. Anggaran Dasar Koperasi yang sudah ditandatangani pengurus rangkap dua, aslinya bermaterai)
2. Berita acara rapat pendirian koperasi.
3. Surat undangan rapat pembentukan koperasi
4. Daftar hadir rapat.
5. Daftar alamat lengkap pendiri koperasi.
6. Daftar susunan pengurus, dilengkapi photo copy KTP (untuk KSP/USP dilengkapi riwayat hidup).
7. Rencana awal kegiatan usaha koperasi.
8. Neraca permulaan dan tanda setor modal minimal Rp.5.000.000 (lima juta rupiah) bagi koperasi primer dan Rp.15.000.000 (lima belas juta rupiah) bagi koperasi sekunder yang berasal dari simpanan pokok, wajib, hibah.
9. Khusus untuk KSP/USP disertai lampiran surat bukti penyetoran modal sendiri minimal Rp. 15.000.000 (lima belas juta rupiah) bagi koperasi pri-mer dan Rp.50.000.000 (lima puluh juta rupiah) bagi koperasi sekunder yang berupa deposito pada bank pemerintah.
10. Mengisi formulir isian data koperasi.
11. Surat keterangan dari desa yang diketahui oleh camat.
b. Membayar tarif pendaftaran pengesahan akta pendirian koperasi sebesar Rp. 100.000 (seratus ribu rupiah).
c. Apabila permintaan pengesahaan akta pendirian koperasi telah dilakukan sesuai dengan ketetntuan di atas kepada pendiri atau kuasa pendiri diberikan bukti penerimaan.
d.Pejabat koperasi, yaitu Kepala Dinas Koperasi dan UKM akan memberikan pengesahaan terhadap akta koperasi apabila ternyata setelah diadakan penelitian Anggaran dasar koperasi.
- tidak bertentangan dengan Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, dan
- tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan.
e. Pejabat selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan terhitung sejak sejak penerimaan permohonan pengesahan badan hukum dari koperasi yang bersangkutan harus telah memberikan jawaban pengesahannya. Tetapi biasanya proses pengesahan di dinas koperasi dapat selesai hanya dalam waktu 3 (tiga) minggu.
f. Bila Pejabat berpendapat bahwa Akte Pendirian/Anggaran Dasar tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan Undang-undang koperasi dan peraturan pelaksananya serta kegiatannya sesuai dengan tujuan, maka akte pendirian di daftar dengan nomor urut dalam Buku Daftar Umum. Kedua buah Akte Pendirian/Anggaran Dasar tersebut dibubuhi tanggal, nomor pendaftaran tentang tanda pengesahan oleh Pejabat a.n Menteri.
g. Tanggal pendaftaran akte Pendirian berlaku sebagai tanggal sesuai berdirinya koperasi yang mempunyai badan hukum, kemudian Pejabat mengumumkan pengesahan akta pendirian di dalam Berita Negara Republik Indonesia
h. Buku Daftar Umum serta Akte-Akte salinan/petikan ART/AD Koperasi dapat diperoleh oleh pengurus koperasi dengan mengganti biaya fotocopy dan harus dilegalisir oleh Pejabat Koperasi yang bersangkutan. Biaya yang dikenakan untuk hal di atas adalah Rp. 25.000
i. Dalam hal permintaan pengesahan akta pendirian ditolak, alasan penolakan diberitahukan oleh pejabat kepada para pendiri secara tertulis dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan setelah diterimanya permintaan.
j. Terhadap penolakan pengesahan akta pendirian para pendiri dapat mengajukan permintaan ulang dalam waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya penolakan.
k. Keputusan terhadap pengajuan permintaan ulang diberikan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya pengajuan permintaan ulang.
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia dengan Ikatan Notaris Indonesia pada tanggal 4 Mei 2004 dan Keputusan Menteri Koperasi dan UKM RI Nomor : 98/KEP/M.KUKM/IX/2004 tentang Notaris Sebagai Pembuat Akta Koperasi membuat perubahan dalam prosedur pendirian koperasi yaitu proses pembuatan akta pendirian, perubahan anggaran dasar, dan akta-akta lain berkaitan dengan koperasi sebagai badan hukum maka hal tersebut dilakukan dihadapan notaris. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pelayanan hukum kepada masyarakat.
Berdasarkan Kepmen No.98 tahun 2004, prosedur pendirian koperasi yang melibatkan notaris di dalamnya, masih mengikuti prosedur yang ada, tetapi ada beberapa tahapan yang melibatkan notaris yaitu :
a. Rapat pembentukan koperasi selain mengundang minimal 20 orang calon anggota, pejabat desa, pejabat dinas koperasi hendaknya mengundang pula notaris yang telah ditunjuk pendiri koperasi, yaitu notaris yang telah berwenang menjalankan jabatan sesuai dengan jabatan notaris, berkedudukan di wilayah koperasi itu berada (dalam hal ini berkedudukan di Kabupaten Simalungun), serta memiliki sertifikat tanda bukti telah mengikuti pembekalan di bidang perkoperasian yang ditandatangani oleh menteri koperasi dan UKM RI.
b. Notaris yang telah membuat akta pendirian koperasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku kemudian membacakan dan menjelaskan isinya kepada para pendiri, anggota atau kuasanya sebelum menanda-tangani akta tersebut.
c. Kemudian akta pendirian koperasi yang telah dibuat notaris pembuat akta koperasi disampaikan kepada pejabat dinas koperasi untuk dimintakan pengesahannya, sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Rabu, 03 Februari 2010

beternak tiktok

Selingkuh ternyata bukan cuma monopoli manusia. Bebek betina dan entok jantan biasa melakukannya. Malah, perselingkuhan bebek dan entok ini sudah menelurkan anak bernama tiktok. Bagi Santoso, peternak bebek asal Depok, Jawa Barat, tiktok adalah sumber rezeki. "Saya mengawinkan itik betina dengan entok jantan. Orang lain biasanya melakukan kebalikannya," ujarnya.


Tubuh tiktok jauh lebih bongsor ketimbang bebek. Soal rasa, daging tiktok tak kalah dengan daging bebek. Kini Santoso benar-benar menikmati laba gurih dari berjualan daging tiktok.

Pria yang berternak unggas sejak 1985 menjelaskan bahwa berternak tiktok lebih murah ketimbang berternak bebek. Maklum, tubuh tiktok lebih cepat besar ketimbang bebek. Dengan begitu, ongkos merawat tiktok juga lebih sedikit.

Untuk membesarkan tiktok hingga mencapai berat 2 kg, Santosa mengaku hanya membutuhkan waktu satu setengah sampai dua bulan. "Kalau bebek biasa, setidaknya membutuhkan waktu empat hingga lima bulan," ujarnya.

Soal makanan, tiktok juga terbilang tidak rewel. Hewan ternak ini doyan makan apa saja, mulai dari dedak hingga limbah dapur. Cuma, Santoso memiliki ramuan khusus untuk makanan tiktok. Ada dua jenis bahan baku makanan tiktok ini. Pertama adalah dedak dan limbah roti. Harga dedak itu di pasar sekitar Rp 2.000 per kg. Sementara itu, untuk limbah roti, harga per kilogram Rp 5.000.

Sebagai gambaran, untuk membesarkan satu tiktok hingga layak dipotong butuh waktu sekitar dua bulan. Selama itu, satu tiktok bisa menghabiskan pakan sekitar 6 kg bahan campuran dedak dan roti. Saat ini Santosa memelihara setidaknya 500-600 tiktok. "Tiap bulan, saya menghabiskan 1,8 ton pakan," ujarnya.

Santosa mengaku tidak sulit mendapatkan bahan makanan bebek. Bahan ini tersedia di banyak toko penjual makanan ternak. Santoso juga mengatakan bahwa modal berbisnis ini tidaklah terlalu banyak. "Waktu tahun 1985 modal saya hanya Rp 1 juta," ujarnya.

Untuk mendapatkan tiktok tergolong mudah. Santoso mengungkapkan, hampir setiap hari ia mengawinkan beberapa pasang itik dan entok. Dari hasil persilangan itu Santoso bisa mendapatkan 30-50 butir telur.

Ia selanjutnya memasukkan telur dalam inkubasi sebagai media penetasan. Lama penetasan sebulan. Setelah menetas, bayi tiktok siap dibesarkan dan siap dipotong setelah berumur dua bulan.

Telur agak sensitif

Cuma, Santoso mewanti-wanti. Proses penetasan merupakan bagian yang sangat menentukan. Proses melakukan inkubasi, misalnya, harus dilakukan secara hati-hati. Sebab, telur-telur ini agak sensitif. "Bisa-bisa tidak jadi bebek atau pertumbuhannya lambat," ujar Santosa.

Untuk pemilihan induk yang akan dikawinkan, Santoso mempunyai itik sebanyak 300 ekor dan entok sebanyak 20 ekor. "Saya harus menyiapkan induk sebanyak itu. Kalau kurang, saya akan membeli itik atau entok lagi," ujarnya.

Saat ini Santoso bisa menghasilkan 100 ekor tiktok dewasa setiap hari. Cuma, ia belum bisa melayani pesanan tiktok dari restoran lain. Maklum, seluruh tiktok itu masih menjadi sumber pasokan bagi restoran miliknya. Di restoran ia menjual per ekor tiktok seharga Rp 60.000. "Saya mengambil untung Rp 10.000 per ekor," ujarnya.

Santosa mengaku memprioritaskan hasil silangan tiktok untuk memasok kebutuhan restorannya. Padahal, menurutnya, permintaan dari luar hasil ternak silangannya ini lumayan besar. "Saya sering didatangi restoran yang meminta saya memasok bebek ke mereka," ujarnya.

Kalau dijual di pasar, harga tiktok bisa seharga Rp 40.000-Rp 50.000 per ekor. Sayang, Santosa enggan blak-blakan soal berapa keuntungan bersih yang diraupnya dari bisnis anak persilangan itik dan entok itu.

Santoso mengklaim, protein daging tiktok lebih tinggi ketimbang bebek, sedangkan kolesterol tiktok lebih rendah dibandingkan dengan bebek biasa. "Saya sudah mengetes di laboratorium IPB dan ada sertifikatnya," ujarnya.

Santoso mengatakan, bisnis ternak bebek silangan ini masih mempunyai prospek bagus. Selain bisa menghasilkan puluhan juta per bulan, memelihara tiktok juga semudah memelihara bebek. Tiktok termasuk unggas yang bandel dan tahan banting. Tiktok juga relatif tahan terhadap virus flu burung. "Tinggal sediakan lahan saja, bebek itu akan hidup sendiri," ujarnya. (Lamgiat Siringoringo)
untuk lebih jeksnya klik dibawah ini
kompas